NABIRE - Kenyataan yang ada untuk Puskesmas yang berada di Distrik Pesisir dan Kepulauan hingga kini belum mencapai sasaran atau keluar dari target. Karena data yang dikirim melalui Puskesmas-Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, yang diterapkan melalui Indikator Kinerja 2010-2012 Dinas Kesehatan Kabupaten, tidak sesuai dengan data fakta kenyataan di lapangan, atau dimana tempat Puskesmas itu berada. Salah satu contoh perkembangan gisi yang sekarang kita lihat masih banyak,
anak-anak yang tidak mempunyai pertumbuhan gisi yang baik.
Tetapi, pada laporan Indikator Kinerja 2010-2014 mencapai 100 %, dan kekurangan gisi pada anak yang terjadi saat ini, justru masih banyak terjadi di wilayah Puskesmas yang berada di Distrik Kepulauan dan Pesisir. Daya tangkap si anak dalam proses belajar mengajar di sekolah dia tidak mampu, sehingga banyak akan-anak yang tidak mampu bersaing dengan anak kota dalam hal pembelajaran di sekolah-sekolah.
Demikian dikatakan Kepala Puskesmas Mambor, Lucky Christian Hawar, Amd.Kep, saat bertandang di kantor redaksi Papuapos Nabire, Kamis (31/5).
Menurutnya, hampir 50 sampai dengan 60 % bayi dan balita yang berada di distrik pesisir dan kepulauan mengalami gisi buruk. Dan hal tersebut berdasarkan penelitian dirinya, sejak dirinya bertugas di Distrik Napan sejak tahun 1998. Persoalan di distrik Napan, dari segi kesehatan dirinya mengetahui persis apa yang terjadi. Banyak perawat medis yang berada di Puskesmas terpaksa melakukan pekerjaan dokter. Dalam arti, dia hanya tahu suntik dan kasih obat, tetapi dia tidak mengerti dengan profesinya sebagai perawat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran aktif dari setiap Kepala Puskesmas untuk mengatasi persoalan tersebut. Dan penempatan seorang kepala Puskesmas harus berdasarkan keahlian dan profesionalisme kerja dan dirinya harus mampu. Bukan berdasarkan kerabat, keluarga, kenalan dan lain sebagainya, atau biasa disebut dengan Nepotisme.
“Profesi seorang perawat bukan hanya tahu suntik dan kasih obat, tetapi dia harus jeli melihat persoalan yang terjadi di kampung tersebut dalam segi kesehatan. Dan seorang perawat harus mampu menyelesaikan persoalan kesehatan yang terjadi di masyarakat. Karena untuk memberikan obat dan suntik adalah tugas dokter, kecuali dokter telah melimpahkan tugasnya kepada perawat, atau berdasarkan instruksi dokter,” ungkapnya.
Untuk memaksimalkan persentase Indikator Kinerja 2010-2014 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, perlu adanya peran aktif dari Kepala Dinas Kesehatan. Karena data yang diberikan atau bersumber dari Puskesmas, sering tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di Puskesmas tersebut. Sedangkan seorang Kepala Dinas hanya menerima laporan dari masing-masing Puskesmas, dan itu yang menjadi persoalan. Dan Kepala Puskesmas juga tidak dibenarkan untuk memalsukan data valid yang ada di lapangan, hanya karena sesuatu hal atau kepentingan semata. Apalagi hanya karena malas dan tidak mau pusing dengan persoalan yang ada.
Oleh karena itu, Indikator Kinerja 2010-2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, perlu dipertimbangkan kembali. Sebab hal tersebut akan berpengaruh kepada hasil kinerja para perawat atau tenaga medis yang bertugas di Puskesmas-Puskesmas. Dan masyarakat yang ada di kampung-kampung akan menjadi korban yang hanya bisa diam, karena masyarakat hanya mengetahui saya sakit berarti saya harus ke Puskesmas atau dokter, dan yang penting dia sembuh. Sementara yang diinginkan oleh kita semua dan masyarakat pada umumnya adalah, bagaimana supaya dirinya sehat. (cad) |
22:47 | 
Diposting oleh
Lapenduzz
Topaz Detil secara unik dirancang untuk memberikan Anda kontrol kreatif penuh atas semua aspek dari perangkat tambahan detail tanpa membuat...
0 komentar:
Posting Komentar